SEBELAS KARAKTER IBAADUR RAHMAAN

Gambar
SEBELAS KARAKTER IBAADUR RAHMAAN (QS. AL FURQON AYAT 63-77) =========== 🌷 *PENDAHULUAN* Allah menceritakan sosok hamba-hamba teladan kepada kita untuk kita tiru kebaikan mereka, agar kita mendapatkan pahala dan kedudukan yang sama dengan mereka. Allah berfirman : “Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka, dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya. Mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman.” Mereka itulah yang dikenal dengan IBAADUR RAHMAN (Hamba-Hambanya Allah Yang Maha Pengasih). Allah menyebutkan SEBELAS KARAKTER/ CIRI mereka dengan rinci di dalam Al-Qur’an (QS. Al-Furqan : 63-77). 1️⃣ CIRI PERTAMA: *Rendah hati dan menyikapi kebodohan orang dengan cara yang baik* وَعِبَادُ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى ٱلْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلْجَٰهِلُونَ قَالُوا۟ سَلَٰمًا Allah berfirman (yang artinya), “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha

Adakah Doa Setelah Iqamat?

Majmu' Fatawa Ibn Baz (10/364-365)

Pertanyaan :
Ada seorang imam masjid yang ketika dikumandangkan iqamat, dia berdiri di mihrab dan mengucapkan :

أَقَامَهَا اللهُ وَأَدَامَهَا، اللَّهُمَّ رَبَّ هٰذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الّذِيْ وَعَدْتَهُ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ

"Semoga Allah menjadikannya tegak dan kekal. Ya Allah pemilik panggilan yang sempurna ini dan shalat yang didirikan, berilah Muhammad wasilah dan keutamaan dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan padanya. Sesungguhnya Engkau tidaklah mengingkari janji."
Apakah doa tersebut ada riwayatnya, atau ada doa yang lain? Ataukah doa tersebut yang lebih utama?


Jawaban :
Jika muadzin selesai mengumandangkan adzan, hendaknya dia bershalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengucapkan :

اللَّهُمَّ رَبَّ هٰذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الّذِيْ وَعَدْتَهُ (1)

Demikianlah yang datang dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada apa yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Shahih beliau dari Jabir bin 'Abdillah radhiallahu 'anhuma. Orang yang mendengarkan adzan selain muadzin juga mengucapkan doa tersebut, berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam :

إِذَا سَمِعْتُمْ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ(2) 

"Jika kalian mendengar muadzin (mengumandangkan adzan) maka ucapkanlah seperti apa yang dia ucapkan." Hadits ini disepakati akan keshahihannya.
Jika dia menambah pada doanya :

إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ

"Sesungguhnya Engkau tidak mengingkari janji."
Maka itu benar karena perbuatan tersebut ada dalam riwayat Al Baihaqi rahimahullah. Doa tersebut juga diucapkan setelah iqamat karena iqamat adalah adzan kedua, berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam :

بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلَاةٌ (3) 

"Di antara setiap dua adzan ada shalat."
Adapun kalimat : 

أَقَامَهَا اللهُ وَأَدَامَهَا

Maka sungguh telah datang tentangnya sebuah hadits yang lemah. Yang paling utama adalah mengucapkan :

قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ

Seperti ucapan muadzin :

قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ

sebagai ganti dari أَقَامَهَا اللهُ وَأَدَامَهَا , karena lafadz أَقَامَهَا اللهُ وَأَدَامَهَا tidaklah datang dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Cukup mengucapkan (yang sama dengan ucapan muadzin) sebagaimana dikatakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam :
 
إِذَا سَمِعْتُمْ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ (4) 

"Jika kalian mendengar muadzin (mengumandangkan adzan) maka ucapkanlah seperti apa yang dia ucapkan."
Yakni, mengucapkan : 

قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ

Dan pada adzan Shubuh, jika muadzin mengucapkan :

الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ

maka kita cukup mengatakan ucapan yang sama :

الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ

Adapun pada :

حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ

Maka kita mengucapkan : لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

Karena khabar tentang hal tersebut telah sah datang dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa :

كَانَ يَقُوْلُ عِنْدَ (حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ) : " لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ " وَ عِنْدَ (حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ) يَقُوْلُ : " لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ "

"Setelah (muadzin mengucapkan) : حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ , beliau berkata :
 
لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

Dan setelah حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ , beliau berkata : لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ ." (5)    (Hadits riwayat Muslim dari 'Umar bin Al Khaththab radhiallahu 'anhu).




__________

(1) Shahih Al Bukhari Al Adzan (614), Sunan At Tirmidzi Ash Shalat (211), Sunan An Nasa'i Al Adzan (680), Sunan Abu Dawud Ash Shalat (529), Sunan Ibnu Majah Al Adzan wa As Sunnah Fih (722), Musnad Ahmad bin Hanbal (3/354).

(2) Shahih Muslim Ash Shalat (384), Sunan At Tirmidzi Al Manaqib (3614), Sunan An Nasa'i Al Adzan (678), Sunan Abu Dawud Ash Shalat (523), Musnad Ahmad bin Hanbal (2/168).

(3) Shahih Al Bukhari Al Adzan (627), Shahih Muslim Shalat Al Musafirin wa Qashruha (838), Sunan At Tirmidzi Ash Shalat (185), Sunan An Nasa'i Al Adzan (681), Sunan Abu Dawud Ash Shalat (1283), Sunan Ibnu Majah Iqamatush Shalat wa As Sunnah Fiha (1162), Musnad Ahmad bin Hanbal (5/57), Sunan Ad Darimi Ash Shalat (1440).

(4) Shahih Muslim Ash Shalat (384), Sunan At Tirmidzi Al Manaqib (3614), Sunan An Nasa'i Al Adzan (678), Sunan Abu Dawud Ash Shalat (523), Musnad Ahmad bin Hanbal (2/168).

(5) Shahih Muslim Ash Shalat (385), Sunan Abu Dawud Ash Shalat (527).

(Pertanyaan beserta jawaban di atas termasuk di antara pertanyaan-pertanyaan pada muhadharah dengan tema "Shalat dan Urgensinya" yang diisi oleh Syaikh Abdul Aziz Ibn Baz rahimahullah).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Harus Sabar dalam Menuntut Ilmu

Tabir Pembatas di Dalam Masjid