1. Ibahiyun (Aliran Ibahiyah)
Definisi:
Secara etimologis, "Ibahiyah" berasal dari kata Arab ibahah (إباحة) yang berarti "membolehkan" atau "menghalalkan". Kelompok Ibahiyun adalah mereka yang meyakini bahwa segala sesuatu yang dilarang oleh syariat (hukum Islam) menjadi boleh dan halal bagi mereka.
Pokok Ajaran dan Keyakinan:
* Gugurnya Kewajiban Syariat: Inti dari ajaran Ibahiyah adalah keyakinan bahwa jika seseorang telah mencapai tingkatan spiritual tertinggi, yaitu ma'rifat (mengenal Allah secara hakiki) atau hakikat, maka ia tidak lagi terikat oleh aturan-aturan syariat seperti shalat, puasa, zakat, dan menjauhi yang haram.
* Menghalalkan yang Haram: Konsekuensi dari gugurnya syariat adalah mereka merasa bebas untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang jelas-jelas diharamkan dalam Islam, seperti meminum khamar, berzina, meninggalkan shalat, dan lain-lain, dengan dalih bahwa "hati mereka sudah bersih" dan perbuatan lahiriah tidak lagi penting.
* Analogi Kulit dan Isi: Mereka sering menggunakan analogi bahwa syariat adalah "kulit" (cangkang), sedangkan hakikat adalah "isi". Bagi mereka, orang awam masih memerlukan kulit, tetapi orang yang sudah sampai pada "isi" (hakikat), boleh membuang kulitnya (syariat).
Pandangan Ulama Islam:
Para ulama dari berbagai mazhab secara tegas menolak dan menganggap sesat paham Ibahiyah. Argumentasi utamanya adalah:
* Syariat Berlaku Seumur Hidup: Kewajiban syariat berlaku bagi setiap Muslim yang baligh dan berakal hingga akhir hayatnya. Tidak ada satu pun dalil dalam Al-Qur'an dan Sunnah yang menyebutkan bahwa kewajiban tersebut bisa gugur karena pencapaian spiritual.
* Contoh dari Nabi dan Sahabat: Rasulullah ﷺ, para sahabat, dan para ulama saleh adalah orang-orang dengan tingkat keimanan dan ma'rifat tertinggi. Meskipun demikian, mereka adalah orang yang paling taat dan patuh dalam menjalankan syariat.
* Membuka Pintu Kemaksiatan: Paham ini sangat berbahaya karena menjadi pembenaran untuk mengikuti hawa nafsu dan melakukan segala bentuk kemaksiatan atas nama spiritualitas.
2. Hululiyyun (Paham Hululiyah)
Definisi:
"Hululiyah" berasal dari kata Arab hulul (حلول) yang berarti "menempati", "bersemayam", atau "inkarnasi". Paham Hululiyah adalah keyakinan bahwa Allah (Tuhan) dapat menempati atau menyatu dengan tubuh makhluk-Nya, khususnya manusia.
Pokok Ajaran dan Keyakinan:
* Tuhan Menitis pada Manusia: Paham ini meyakini adanya penyatuan antara sifat ketuhanan (Al-Lahut) dengan sifat kemanusiaan (An-Nasut). Artinya, Tuhan memilih tubuh manusia-manusia tertentu untuk menjadi tempat "bersemayam-Nya".
* Ucapan Kontroversial: Paham ini sering dikaitkan dengan beberapa tokoh sufi, yang paling terkenal adalah Al-Hallaj (Al-Husain bin Mansur). Ia dieksekusi mati karena ucapan-ucapannya yang dianggap kontroversial, terutama perkataannya yang masyhur: "Ana al-Haqq" (أنا الحق), yang berarti "Akulah Kebenaran (Tuhan)". Meskipun para pembela Al-Hallaj menafsirkan ucapan ini sebagai ekspresi fana' (peleburan diri dalam kecintaan kepada Tuhan) dan bukan pengakuan sebagai Tuhan secara harfiah, kaum Hululiyah memahaminya secara literal.
Pandangan Ulama Islam:
Paham Hululiyah dianggap sebagai salah satu bentuk kesesatan dan kekufuran yang paling fatal dalam Islam karena:
* Bertentangan dengan Tauhid: Paham ini secara langsung merusak prinsip dasar Tauhid, yaitu pengesaan Allah. Akidah Islam menegaskan bahwa Allah adalah Al-Khaliq (Sang Pencipta) yang sama sekali berbeda dan terpisah dari makhluk-Nya.
* Menafikan Transendensi Allah: Allah Maha Tinggi dan tidak serupa dengan apa pun juga, sebagaimana firman-Nya dalam Surah Asy-Syura ayat 11:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Artinya: "Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
Paham hulul justru menyamakan Tuhan dengan makhluk-Nya, yang merupakan bentuk syirik.
Hubungan Antara Ibahiyah dan Hululiyah
Kedua paham ini sering kali saling berkaitan dan menjadi konsekuensi logis satu sama lain. Paham Hululiyah dapat menjadi dasar atau justifikasi bagi praktik Ibahiyah.
Logikanya sebagai berikut:
> "Jika Tuhan telah hulul (menempati) dalam diriku, maka segala perbuatanku adalah perbuatan Tuhan, dan segala keinginanku adalah keinginan Tuhan. Oleh karena itu, aturan halal dan haram yang berlaku untuk manusia biasa tidak lagi berlaku untukku."
>
Dengan pemikiran seperti ini, seseorang yang meyakini paham Hululiyah akan sangat mudah terjerumus ke dalam paham Ibahiyah, yaitu merasa bebas dari segala aturan syariat.
Kesimpulan
Baik Ibahiyun maupun Hululiyyun adalah dua kelompok dengan paham yang dianggap menyimpang dari akidah Islam yang lurus (Ahlus Sunnah wal Jama'ah).
* Ibahiyah merusak pilar syariat dengan menganggap kewajiban ibadah bisa gugur.
* Hululiyah merusak pilar akidah dengan mengaburkan batas antara Pencipta dan makhluk, yang merupakan inti dari Tauhid.
Keduanya merupakan bentuk ekstremisme dalam pemikiran tasawuf yang telah diperingatkan oleh para ulama besar sejak zaman dahulu.
#ibahiyyun #hululiyyun #ibahi #aswaja #tasawuf #sufi #tarekat
0 Komentar