SEBELAS KARAKTER IBAADUR RAHMAAN

Gambar
SEBELAS KARAKTER IBAADUR RAHMAAN (QS. AL FURQON AYAT 63-77) =========== 🌷 *PENDAHULUAN* Allah menceritakan sosok hamba-hamba teladan kepada kita untuk kita tiru kebaikan mereka, agar kita mendapatkan pahala dan kedudukan yang sama dengan mereka. Allah berfirman : “Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka, dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya. Mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman.” Mereka itulah yang dikenal dengan IBAADUR RAHMAN (Hamba-Hambanya Allah Yang Maha Pengasih). Allah menyebutkan SEBELAS KARAKTER/ CIRI mereka dengan rinci di dalam Al-Qur’an (QS. Al-Furqan : 63-77). 1️⃣ CIRI PERTAMA: *Rendah hati dan menyikapi kebodohan orang dengan cara yang baik* وَعِبَادُ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى ٱلْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلْجَٰهِلُونَ قَالُوا۟ سَلَٰمًا Allah berfirman (yang artinya), “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha

Kedudukan Hadits Tentang Huru-Hara di Pertengahan Ramadhan


Para pembaca yang semoga dimuliakan oleh Allah. Merupakan perkara yang dimaklumi bahwa Allah ta'ala akan senantiasa menjaga kemurnian Islam ini sampai hari kiamat.  Allah ta'ala telah menjelaskan di dalam kitabNya :

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (Al Hijr : 9).
Di antara bentuk penjagaanNya terhadap agama ini adalah dengan dimunculkannya pewaris para Nabi, yaitu ulama yang senantiasa membersihkan agama ini dari kotoran-kotoran yang dilemparkan oleh para ahlul bathil. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

يحمل هذا العلم من كل خلف عدوله ينفون عنه تحريف الغالين وانتحال المبطلين وتأويل الجاهلين

“Yang akan membawa ilmu ini dari setiap generasi adalah orang-orang yang ‘adil. Mereka akan membersihkannya dari penyelewengan orang-orang yang berlebihan, kedustaan orang-orang yang berada di atas kebatilan, dan takwil orang-orang yang bodoh.” (Hadits riwayat Al Baihaqi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Misykatul Mashabih 1/53).
Dan merupakan perkara yang dimaklumi bahwa hanya Allah lah yang mengetahui perkara ghaib, baik itu berupa anugerah maupun musibah. Allah ta'ala berfirman :

قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ ۚ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ

"Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan." (An Naml : 65).

Pembaca yang semoga dimuliakan oleh Allah, belakangan ini telah tersebar berita melalui internet tentang akan terjadinya musibah besar di muka bumi pada pertengahan Ramadhan tahun ini. Si penyebar berita berargumen dengan kabar dari badan antariksa Amerika (NASA) dan berdalilkan dengan sebuah hadits untuk menguatkan beritanya. Mari kita lihat konteks dari berita tersebut :

"1 Ramadhan pada tahun 2012 jatuh pada 20 Juli, yaitu hari Jum’at. Jadi 3 Agustus 2012 bersamaan dengan 15 Ramadan juga pada hari Jum’at.
Sama dengan 1 hadits Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam tentang huru-hara besar yg akn terjadi pada tengah malam, pertengahan bulan Ramadhan yaitu pada hari Jum’at 15 Ramadhan di bumi ini.
Huru-hara yang akan mengejutkan semua orang yg sedang tidur.
Satu suara yg sangat dahsyat akan kita dengar dari langit. Bukan kiamat, tetapi huru-hara tersebut akan melenyapkan umat manusia di atas muka bumi ini sebanyak 2/3, yang tinggal hanya 1/3 saja.
Menurut kajian NASA, pada 21-12-2012, satu planet yg dikenali planet X akan melintasi bumi. Adakah kita semua ini tergolong dlm 1/3 itu?
Adakah peristiwa itu akn tjadi pd 2012? Hanya Allah ta'ala yg Maha Mengetahui.
Yang penting kita perbanyakan ibadah & berdoa agar kita termasuk dalam golongan yang dilindungi Allah ta'ala, jika mati biarlah kita mati dlm Islam & beriman.
Dari Nu’aim bin Hammad meriwayatkan dengan sahabatnya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Bila telah muncul suara di bulan Ramadhan, maka akan terjadi huru-hara di bulan itu.” Kami bertanya: “Suara apakah, ya Rasulullah?”
Beliau menjawab: “Suara keras di pertengahan bulan Ramadhan pada malam Jum’at. Akan muncul suara keras yang membangunkan orang tidur, menjadikan orang yang berdiri jatuh terduduk, para gadis keluar dari pingitannya, pada malam Jum’at di tahun terjadinya banyak gempa. Jika kalian telah melaksanakan shalat Subuh pada hari Jum’at, masuklah kalian ke dalam rumah kalian, tutuplah pintu-pintunya, sumbatlah lubang-lubangnya, dan selimutilah diri kalian, sumbatlah telinga2 kalian Jika kalian merasakan adanya suara menggelegar, maka bersujudlah kalian kpd Allah." "

Para pembaca yang semoga dimuliakan oleh Allah. Merupakan perkara yang dimaklumi bahwa tidak semua hadits bisa dijadikan sandaran. Ada hadits yang dha'if bahkan palsu yang jelas-jelas bukan berasal  dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Inilah pentingnya menuntut ilmu agama. Dengan ilmu, seorang muslim akan memiliki kemampuan untuk membedakan apakah sebuah hadits betul-betul berasal dari Rasullah shallallahu 'alaihi wa sallam atau tidak?  Dengan ilmu pula dia akan memiliki prinsip yang jelas dan akan diselamatkan oleh Allah ta'la dari hal-hal yang membuatnya cemas atau bahkan membuatnya binasa. Mari kita lihat derajat hadits di atas agar kita bisa menghukumi ramalan tersebut dan mengambil sikap yang tepat dalam menghadapi berita-berita yang serupa.
Lafadz hadits tersebut beserta sanadnya adalah sebagai berikut :

حَدَّثَنَا أَبُو عُمَرَ، عَنِ ابْنِ لَهِيعَةَ، قَالَ: حَدَّثَنِي عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ حُسَيْنٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ الْحَارِثِ الْهَمْدَانِيِّ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا كَانَتْ صَيْحَةٌ فِي رَمَضَانَ فَإِنَّهُ يَكُونُ مَعْمَعَةٌ فِي شَوَّالٍ، وَتَمْيِيزُ الْقَبَائِلِ فِي ذِيِ الْقَعْدَةِ، وَتُسْفَكُ الدِّمَاءُ فِي ذِيِ الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمِ، وَمَا الْمُحَرَّمُ» ، يَقُولُهَا ثَلَاثًا، «هَيْهَاتَ هَيْهَاتَ، يُقْتَلُ النَّاسُ فِيهَا هَرْجًا هَرْجًا» قَالَ: قُلْنَا: وَمَا الصَّيْحَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: " هَدَّةٌ فِي النِّصْفِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ جُمُعَةٍ، فَتَكُونُ هَدَّةٌ تُوقِظُ النَّائِمَ، وَتُقْعِدُ الْقَائِمَ، وَتُخْرِجُ الْعَوَاتِقَ مِنْ خُدُورِهِنَّ، فِي لَيْلَةِ جُمُعَةٍ، فِي سَنَةٍ كَثِيرَةِ الزَّلَازِلِ، فَإِذَا صَلَّيْتُمُ الْفَجْرَ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَادْخُلُوا بُيُوتَكُمْ، وَاغْلِقُوا أَبْوَابَكُمْ، وَسُدُّوا كُوَاكُمْ، وَدِثِّرُوا أَنْفُسَكُمْ، وَسُدُّوا آذَانَكُمْ، فَإِذَا حَسَسْتُمْ بِالصَّيْحَةِ فَخِرُّوا لِلَّهِ سُجَّدًا، وَقُولُوا: سُبْحَانَ الْقُدُّوسِ، سُبْحَانَ الْقُدُّوسِ، رَبُّنَا الْقُدُّوسُ، فَإِنَّ مَنْ فَعَلَ ذَلِكَ نَجَا، وَمَنْ لَمْ يَفْعَلْ ذَلِكَ هَلَكَ."

Hadits tersebut dikeluarkan oleh Nu'aim bin Hammad dalam kitab Al Fitan (No. 638) dari Ibnu Mas'ud radhiallahu 'anhu. Di dalam sanadnya ada Ibnu Lahi'ah yang merupakan perawi yang dha'if karena hafalannya tercampur (kacau) setelah kitab-kitabnya terbakar. Dalam sanad tersebut juga ada seorang perawi bernama 'Abdul Wahhab bin Husain, dan dia adalah  perawi yang majhul (tidak diketahui keadaannya oleh ulama ahli hadits) sebagaimana dikatakan oleh Al Hakim dan Ibnu Hajar. Dalam sanad tersebut juga ada seorang perawi bernama Muhammad bin Tsabit Al Bannani, dan dia dianggap termasuk perawi yang majruh (banyak dikritik oleh ulama ahli hadits) dan termasuk perawi yang dha'if menurut Ibnu Hibban dan Ibnu 'Adi. Dalam sanad tersebut juga ada seorang perawi bernama Al Harits Al A'war Al Hamdani, dan dia termasuk pendusta sebagaimana dikatakan oleh Asy Sya'bi, Abu Hatim, dan Ibnul Madini. Abu Zur'ah berkata : "Haditsnya tidak bisa dijadikan sebagai hujjah."
Sebagian ulama menyatakan bahwa Al Harits Al A'war Al Hamdani itu adalah perawi tsiqah jika dia meriwayatkan hadits dari 'Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu. Sedangkan hadits yang sedang menjadi pembahasan kita bukan merupakan riwayatnya dari  'Ali radhiallahu 'anhu, tetapi dari Ibnu Mas'ud radhiallahu 'anhu. Dan dari penjelasan yang telah lewat, kita bisa mengetahui bahwa hadits tersebut tidak bisa dijadikan sebagai hujjah. Wallahu a'lam.

Sumber : http://www.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=53482

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Harus Sabar dalam Menuntut Ilmu

Tabir Pembatas di Dalam Masjid